Kota Pemalang tidak hanya memiliki nasi grombyang, hidangan dari irisan daging kerbau, berkuah mirip rawon. Berlokasi di pantai utara Jawa, Kabupaten Pemalang memiliki garis pantai cukup panjang, lebih dari 20 kilometer sehingga perairannya menyimpan kekayaan hasil laut.
Hasil laut melimpah itu mengilhami Pak Kardi membangun Rumah Makan (RM) Pak Kardi (Spesial Kepiting dan Sea Food). Menempati warung di depan Kantor Kecamatan Ulujami, beberapa ratus meter dari tugu perbatasan Kabupaten Pekalongan-Kabupaten Pemalang, RM Pak Kardi ternama sebagai rumah makan penyaji masakan aneka hasil laut.
"Mereka menyajikan hidangan yang bahan bakunya langsung dari setoran nelayan dari Pantai Pemalang. Jadi, ikan, kepiting, cumi-cumi, dan udangnya masih segar. Bahan baku mereka hasil tangkapan yang segar, bukan simpanan di almari pendingin," kata Winarno, pensiunan Kepala Kantor BKKBN Pekalongan, penggemar berat masakan ikan laut di Semarang.
Hidangan spesial RM Kardi Sebagai adalah kepiting montok. Kepiting montok adalah istilah penikmat kuliner untuk menyebut kepiting telor, yakni kepiting yang badannya mengandung telur, paling enak kepiting ini dimasak asam manis. Di balik cangkangnya, penikmat bakal menemukan kumpulan telur berwarna merah dan sangat gurih. Rasa gurih itu langsung terasa di lidah kala telur kepiting pecah digigit.
Menemukan warung ini cukup mudah, apalagi Jalan Raya Ulujami-Pemalang merupakan jalan urat nadi pantura Jateng. Dari arah Semarang atau dari Jakarta, tinggal mencari kantor Kecamatan Ulujami karena RM Pak Kardi tepat di berada depan kantor kecamatan itu.
Menurut anak Pak Kardi, Tuminah, dia mengelola rumah makan itu setelah Pak Kardi meninggal tiga tahun lalu. Ayahnya merintis usaha masakan hasil laut sejak 1974. Dia membuka warung makan secara resmi di Desa Ulujami sejak 1984. Kini memiliki cabang RM Pak Kardi di Desa Purwisari, Comal, atau sekitar 10 kilometer ke arah barat dari Ulujami.
Wagiyo, menantu Pak Kardi, menjelaskan, sejak awal mereka memilih spesial menyajikan kepiting. Ada tiga jenis kepiting yakni kepiting telor, kepiting soka, dan kepiting biasa. Mereka menghabiskan 6-8 kilogram kepiting per hari. Satu kilogram berisi sekitar 2-3 ekor.
"Kami mengandalkan setoran kepiting dari nelayan. Kepiting telor biasanya memerlukan waktu kalau memesan karena tidak semua kepiting tangkapan ada telurnya," ujar Wagiyo.
Hal unik pengiring sajian kepiting adalah cobek komplit. Cobek kosong itu bukan untuk membuat sambal, melainkan untuk memecah cangkang kepiting.
"Bukan tang, tetapi cobek sehingga teringat terus," kata Imam, penggemar seafood dari Pekajangan, Pekalongan
Sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar